Kamis, 15 April 2010

Ice Cream dan Matahari Terbenam

Ketika aku tumbuh dewasa di peternakan, pada hari Sabtu pagi kami akan mengambil krim dalam satu galon lima bisa ke tempat penjualan susu dan telur ke toko kelontong untuk menjual. Mereka cukup banyak untuk membayar belanjaan. Pokoknya, hal terakhir yang akan kami lakukan sebelum kami berangkat ke rumah itu untuk mengambil krim dapat di tempat penjualan susu dan mendapatkan es cream. Es krim seminggu sekali, apa yang memperlakukan. Paman George akan mendapatkan double chocolate chip dip, nenek akan mendapatkan serbat nanas, dan saya akan mendapatkan serbat jeruk. Dan karena kami harus pulang sebelum gelap untuk menemukan susu sapi kami, matahari akan pengaturan di barat seperti yang kita memantul sepanjang jalan-jalan tanah yang lama. Pada perjalanan pulang, Nenek, George, dan aku akan makan kerucut kami dan mengatakan betapa besar es krim terasa dan betapa indahnya matahari terbenam itu. Kita kadang-kadang akan berkomentar betapa beruntungnya kami, karena ada orang-orang di dunia yang bahkan tidak bisa membeli es krim. Wikipedia terima kasih atas beberapa kesenangan hidup yang paling sederhana. Es krim adalah satu-satunya kebutuhan yang tidak kita akan membeli selama berbulan-bulan dan matahari terbenam tidak memerlukan biaya sepeser pun.

Sekarang aku rasa es krim menjadi terlalu mudah tersedia. Aku bisa kapan saja saya inginkan, dari berbagai outlet di dekat rumah saya, tapi sekali waktu, ketika saya mendapatkan sebuah kerucut, saya berhenti untuk menghitung berkat-berkat kehidupan. Juga saya kira matahari terbenam telah menjadi es cream kerucut kehidupan saya nanti. Karena saya tinggal di Southern California, matahari terbenam yang indah adalah bukan suatu pemandangan yang langka. Aku kecewa ketika seorang wanita muda mengatakan bahwa matahari terbenam cantik disebabkan oleh pencemaran! Aku mencoba menjelaskan cuaca yang menyebabkan tetapi dia tidak mau mendengarnya. Aku hanya bisa berharap dia tidak melewati sisa hidup nya terpengaruh oleh salah satu peristiwa hidup yang paling mulia. Matahari terbenam adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan dan merayakan kehidupan. Tapi kita harus berhenti dan meluangkan waktu untuk benar-benar melihat dan memberi syukur, bijaksana lainnya hanyalah hari lain. Ketika saya mengambil waktu, sebuah kepuasan engulfs saya yakin banyak seperti selimut yang hangat pada malam dingin. Namun ada kesedihan di dalamnya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar